Tahnik Sebagai Imunisasi Alami
Tahnik dan Haditsnya
Thibbun Nabawi merupakan konsep kesehatan yang banyak diketahui orang Islam sebagai metode pengobatan berdasarkan ajaran Rasulullah Shalallahu 'allaihi Wasallam. Salah satu metode pengobatan yang dikenal adalah adanya metode tahnik. Tahnik merupakan pemberian kurma yang sudah dilumatkan kepada bayi yang baru lahir.
Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan pengertian tahnik sebagai berikut,
والتحنيك مضغ الشيء ووضعو يف فم الصيب ودلك حنكو بو يصنع ذلك
ابلصيب ليتمرن على األكل ويقوى عليو وينبغي عند التحنيك أن يفتح فاه
حىت ينزل جوفو وأواله التمر فإن مل يتيسر متر فرطب وإال فشيء حلو
وعسل النحل أوىل من غريه
“Tahnik ialah mengunyah sesuatu kemudian memasukkannya ke mulut bayi lalu menggosok-gosokkan ke langit-langit mulut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bayi terlatih dengan makanan, juga untuk menguatkannya. Seyogyanya dalam mentahnik hendaklah mulut (bayi) dibuka sehingga (sesuatu yang dikunyah) masuk ke dalam perutnya. Tahnik lebih utama dilakukan dengan kurma kering (tamr). Jika tidak ada tamr, maka dengan kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis. Tentunya madu lebih utama dari yang lainnya” (al-Asqalani, 1993).
Adapun hadis-hadis tahnik adalah sebagai berikut.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari hadis Abu Burdah dari Abu Musa, dia berkata,
وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ
“Aku dikaruniai anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan Nabi, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah kurma (tamr).” (HR al-Bukhari, 1992 ).
Dari Anas Radhiallahuanhu, dia berkata:
كان ابنٌ لأبي طَلحَةَ يَشتَكي، فخرَج أبو طَلحَةَ، فقُبِضَ الصبيُّ، فلما رجَع أبو طَلحَةَ قال : ما فعَل ابني، قالَتْ أمُّ سُلَيمٍ : هو أسكنُ ما كان، فقَرَّبَتْ إليه العَشاءَ فتَعَشَّى، ثم أصاب منها، فلما فرَغ قالتْ : وارِ الصبيَّ . فلما أصبَح أبو طَلحَةَ أتَى رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فأخبَره،
فقال : ( أَعْرَسْتُمُ الليلةَ ) . قال : نَعَم، قال : ( اللهم بارِك لهما ) . فوَلَدَتْ غُلامًا . قال لي أبو طَلحَةَ : احفَظْه حتى تأتِيَ به النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فأتَى به النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم وأَرسَلَتْ معَه بتمَراتٍ، فأخَذه النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فقال : ( أمعَه شيءٌ ) . قالوا : نَعَم، تمَراتٌ، فأخَذها النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فمضَغها، ثم أخَذ مِن فيهِ، فجعَلها فِي فِي الصبيِّ وحَنَّكَه به، وسمَّاه عبدَ اللهِ
“Dahulu anak Abu Thalhah jatuh sakit. Abu Thalhah keluar rumah, lalu anaknya meninggal dunia. Setelah pulang, Abu Thalhah berkata, "Apa yang dilakukan oleh anak itu?‟ Ummu Sulaim menjawab, "Dia sudah lebih tenang dari sebelumnya.‟ Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam kepadanya dan SAbu Thalhah lalu mencampurinya. Setelah selesai, Ummu Sulaim berkata, "Tutupilah anak ini.‟ Dan pada pagi harinya, Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan menceritakan kepada beliau. Beliau bertanya, “Apakah kalian bercampur tadi malam?‟ Ya,‟ jawabnya. Beliau pun bersabda, „Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada keduanya.‟ Maka selang waktu kemudian Ummu Sulaim pun melahirkan seorang anak laki-laki. Abu Thalhah berkata kepadaku (Anas bin Malik),"Bawalah anak ini kepada Nabi. Beliau lalu bertanya, "Apakah bersamanya ada sesuatu (ketika di bawa kesini?‟ Mereka menjawab, "Ya. Ada beberapa kurma.‟ Kemudian Nabi sallam mengambil kurma itu lantas mengunyahnya, lalu mengambilnya kembali dari mulut beliau dan meletakkannya di mulut anak tersebut kemudian mentahniknya dan memberinya nama "Abdullah.”
Metode tahnik sunnah dilakukan dan dianjurkan bagi umat islam mengikuti ajaran tersebut. Pada dasarnya tujuan tahnik adalah memberikan manfaat dan kebaikan terhadap bayi yang baru lahir, baik itu ruhani maupun jasmani. Mendoakan kebaikan dan keberkahan pada saat mentahnik bayi merupakan manfaat tahnik bagi ruhani bayi. Sedangkan memasukkan kurma yang sudah dilumatkan dalam mulut merupakan tahnik yang memberi manfaat pada jasmani bayi. Secara umun kurma mengandung berbagai macam nutrisi antara lain zat-zat gula (campuran glukosa, sukrosa, dan fruktosa), protein, lemak, serat, vitamin A, B1, B2, B3, potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga, magnesium, sulfur, fosfor, dan beberapa enzim (Khasanah, 2011). Selain itu di dalam kelenjar ludah terdapat enzim amilase yang berfungsi memecah molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Proses ini dapat berlangsung baik apabila makanan didalam mulut dikunyah lebih halus (Pujiadi, 1994).
Berdasarkan hadis-hadis tahnik di atas muncul pemahaman bahwa bahwa metode tahnik yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu 'allaihi wasallam adalah sebagai metode vaksinasi secara Islam.
Tahnik Sebagai Imunisasi Alami
Tahnik ternyata disebut-sebut sebagai imunisasi alami, karena secara medis tahnik bayi ini diketahui mengandung manfaat dan kesehatan bagi bayi tersebut. Sebagaimana dilansir dari panjimas.com, tahnik, selain dianjurkan dalam Syariat Islam, tetapi secara ilmiah juga sudah terbukti manfaatnya.
Seorang dokter dari Semarang, dr. Susilo Rini telah membuat suatu penelitian, dimana penelitian itu menyimpulkan bahwa ada stem cell yang berada di sekitar mulut bayi di tempat tumbuhnya gigi dan di langit-langit mulut. Hal itu berfungsi untuk mematangkan sistem imunitas secara alami dan mengendalikan sistem kekebalan tubuh. Jadi stem cell ini secara alami tidak dapat berfungsi kecuali dengan scrubbing atau menggosok-gosoknya di langit-langit mulut bayi. Stem cell ini juga terdapat pada sinar matahari dan air susu ibu (ASI). Tetapi yang paling utama itu terdapat di langit-langit mulut bayi.
Dalam penelitian Dokter Rini tersebut, ada zat yang bernama sialic acid, zat ini berupa glikoprotein yang terkandung dalam air liur atau saliva yang berfungsi sebagai penghadang mikroba dan mampu mengikat virus serta bakteri.
Pada bayi jumlah sialic acid ini akan berfungsi dengan baik setelah sepuluh hari bayi baru lahir. Karena itulah diperlukan dari luar tubuh si bayi. Sebab, saat bayi itu baru lahir, hanya sedikit jumlahnya.
Bagaimana hubungannya dengan tahnik? Sebelum kita berbicara hubungannya antara stem cell, sialicacid dan tahnik, kita berbicara dahulu tentang kurma. Kurma itu adalah makanan yang tinggi kandungan karbohidratnya dan banyak vitamin-vitamin lain, dimana kita meyakini bahwa kurma itu adalah salah satu buah terbaik, karena disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Buah kurma merupakan salah satu buah yang disebutkan beberapa kali di dalam Al Quran. Selain itu, kurma adalah buah dari pohon yang disamakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan seorang mukmin dan juga karena manisnya
Bayi yang baru lahir memiliki kandungan zat gula “glukosa” sangat kecil dalam darahnya. Untuk itu, buah kurma menjadi bahan utama untuk mentahnik bayi karena memiliki kandungan karbohidrat yang jika dikunyah dan bercampur dengan air ludah akan berubah menjadi glukosa.
Pemberian kurma ini juga merupakan metode pematangan organ limfoid baik lokal maupun sistemik. Limfoid itu adalah kelenjar limfe yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
Tahnik, Membantu Bayi Prematur
Dan sesungguhnya bayi yang baru lahir, apalagi jika lahir premature, tanpa diragukan lagi sangat membutuhkan solusi cepat, yaitu memberikan zat gula. Banyak rumah sakit pun kini memberikan kepada bayi dan anak-anak, glukosa agar dihisap oleh sang bayi atau anak kecil langsung setelah lahir, kemudian baru setelah itu, mulailah sang ibu menyusuinya.
Sesungguhnya hadits-hadits Nabi shalallaahu ‘alaihi wa salam yang mulia yang berkenaan dengan tahnik menjadi pintu pembuka cakrawala pengetahuan dunia dalam hal menjaga dan merawat anak atau bayi, khususnya bayi lahir premature, karena sang bayi memiliki kandungan kadar gula glukosa yang sangat kecil dalam darahnya.
Tahnik kurma juga sekaligus menjadi mukjizat kenabian Muhammad shalallaahu alaihi wa sallam secara medis, padahal hal itu tidak pernah diketahui sebelumnya, baik pada zaman beliau hidup ataupun pada zaman-zaman sekarang, kecuali setelah dilakukannya sejumlah penelitian pada abad 20-an ini.
Semoga Bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Tahnik Sebagai Imunisasi Alami"